Keutamaan dzikir & Kaidah Penting Dalam Berdzikir

Diantara Keutamaan Lisan yang Berdzikir

1.    Allah Senantiasa Dekat Dengan Orang Yang Berdzikir

اذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ

“Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu.” [Q.S Al-Baqarah: 152].

Ini merupakan tingkatan ihsan, yang selalu merasa dekat dengan Allah :

الْإِحْسَانُ أَنْ تَعْبُدَ اللَّهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ، فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,”Hendaklah engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihatNya. Kalaupun engkau tidak melihatNya, sesungguhnya Dia melihatmu.” Sanad Bukhari – 48

Maka, Zikir merupakan cara yang paling mudah dan efektif untuk mendekatkan diri kepada Allah. Manakala kita berada di titik menjadi manusia yang tak tau arah, tak kenal tuhannya, berdzikirlah sebanyak2 nya, dan kita akan dapati hati yang merasa dekat dengan Allah, kententraman akan kita rasakan,

Minimalnya hendaklah seorang manusia menekuni wirid (dzikir) pagi dan sore, dzikir seusai shalat lima waktu, dan di saat kondisi-kondisi tertentu dan sebab- sebab khusus. Dan hendaknya hal ini ditekuni secara kontinyu sepanjang waktu  dalam kondisi yang memungkinkan untuk berdzikir.

2. Mendapatkan Ampunan Dan Pahala yang Besar

Tentang ampunan, Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman :

وَالذّٰكِرِيْنَ اللّٰهَ كَثِيْرًا وَّالذّٰكِرٰتِ اَعَدَّ اللّٰهُ لَهُمْ مَّغْفِرَةً وَّاَجْرًا عَظِيْمًا

laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, untuk mereka Allah telah menyiapkan ampunan dan pahala yang besar. [Q.S Al Ahzab : 35].

Allâh berjanji akan mengampuni orang-orang yang meminta ampun dan bertaubat kepada-Nya

Allah Azza wa Jalla berfirman :

وَإِنِّي لَغَفَّارٌ لِمَنْ تَابَ وَآمَنَ وَعَمِلَ صَالِحًا ثُمَّ اهْتَدَىٰ

“Dan sungguh, Aku Maha Pengampun bagi yang bertobat, beriman dan berbuat kebajikan, kemudian tetap dalam petunjuk.” [Qs. Thâha/20:82]

قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَىٰ أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا ۚ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ

Katakanlah, “Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri! Janganlah kamu berputus asa dari Rahmat Allâh. Sesungguhnya Allâh mengampuni dosa-dosa semuanya. Sungguh, Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang.”  [az-Zumar/39:53]

Diantara dzikir yang jangan sampai di tinggalkan adalah sayyidul istighfar ;

عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُ الِاسْتِغْفَارِ أَنْ تَقُولَ اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ خَلَقْتَنِي وَأَنَا عَبْدُكَ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ أَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ وَأَبُوءُ لَكَ بِذَنْبِي فَاغْفِرْ لِي فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ

Dari Syaddad bin Aus, dari Nabi , beliau bersabda:”Sesungguhnya istighfar yang paling baik adalah engkau mengucapkan: (Ya Allah, Engkau adalah Tuhanku, tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Engkau. Engkau telah menciptakanku dan aku adalah hamba-Mu. Aku menetapi perjanjian-Mu dan janji-Mu sesuai dengan kemampuanku. Aku berlindung kepada-Mu dari keburukan perbuatanku, aku mengakui dosaku kepada-Mu dan kuakui nikmat-Mu kepadaku, maka ampunilah aku. Sebab tidak ada yang dapat mengampuni dosa selain-Mu).'”

إِذَا قَالَ حِينَ يُمْسِي فَمَاتَ دَخَلَ الْجَنَّةَ أَوْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ وَإِذَا قَالَ حِينَ يُصْبِحُ فَمَاتَ مِنْ يَوْمِهِ مِثْلَهُ

Beliau melanjutkan sabdanya: Jika ia mengucapkan di waktu sore lalu meninggal, maka ia akan masuk surga. Dan jika ia membacanya di waktu pagi lalu meninggal, maka ia mendapatkan seperti itu juga (masuk surga).”

Sanad Bukhari – 5848

Dan Rasulullah bersabda dalam bentuk dzikir yang lain :

مَنْ تَعَارَّ مِنْ اللَّيْلِ فَقَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ الْحَمْدُ لِلَّهِ وَسُبْحَانَ اللَّهِ وَلَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَاللَّهُ أَكْبَرُ وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ ثُمَّ قَالَ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي أَوْ دَعَا اسْتُجِيبَ لَهُ فَإِنْ تَوَضَّأَ وَصَلَّى قُبِلَتْ صَلَاتُهُ

“Barang siapa yang bangun di malam har lalu membaca “LAA ILAAHA ILLAAHU WAHDAHU LAA SYARIIKA LAH, LAHUL MULKU WA LAHUL HAMDU WA HUWA ‘ALAA KULLI SYA-IN QADIIR. ALHAMDULILLAAHI WA SUBHANALLAAHI WA LAA ILAAHA ILLALLAAHU WALLAAHU AKBAR, WA LAA HAULA WA LAA QUWWATA ILLAA BILLAAH” (Tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya. Dialah yang memiliki kerajaan dan bagi-Nya segala pujian dan Dia berkuasa atas segala sesuatu. Segala puji bagi Allah dan Mahasuci Allah dan tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah dan Allah Mahabesar dan tidak ada daya dan upaya kecuali dengan izin-Nya”) Kemudian dilanjutkan dengan membaca “ALLAAHUMMAGHFIRLII” (“Ya Allah, ampunilah aku”) atau berdoa, niscaya akan dikabulkan untuknya. Jika dia berwudu, lalu salat, maka salatnya diterima”. Sanad Bukhari – 1086

Dan Rasulullah bersabda ;

وَمَنْ قَالَ سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ فِي يَوْمٍ مِائَةَ مَرَّةٍ حُطَّتْ خَطَايَاهُ وَلَوْ كَانَتْ مِثْلَ زَبَدِ الْبَحْرِ

Barang siapa membaca Subhaanallaah wa bi hamdihi (Mahasuci Allah dan segala puji bagi-Nya) seratus kali dalam sehari, maka dosanya akan dihapus, meskipun sebanyak buih lautan.” Sanad Muslim – 4857

Tentang Pahala, Allah Subhanahu wa ta’ala, juga berfirman :

مَنْ جَاۤءَ بِالْحَسَنَةِ فَلَهٗ عَشْرُ اَمْثَالِهَا ۚوَمَنْ جَاۤءَ بِالسَّيِّئَةِ فَلَا يُجْزٰٓى اِلَّا مِثْلَهَا وَهُمْ لَا يُظْلَمُوْنَ

Siapa yang berbuat kebaikan, dia akan mendapat balasan sepuluh kali lipatnya. Siapa yang berbuat keburukan, dia tidak akan diberi balasan melainkan yang seimbang dengannya. Mereka (sedikit pun) tidak dizalimi (dirugikan). [Q.S Al An’am : 160].

Rasulullah bersabda :

عَنْ مُصْعَبِ بْنِ سَعْدٍ حَدَّثَنِي أَبِي قَالَ كُنَّا عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ أَيَعْجِزُ أَحَدُكُمْ أَنْ يَكْسِبَ كُلَّ يَوْمٍ أَلْفَ حَسَنَةٍ فَسَأَلَهُ سَائِلٌ مِنْ جُلَسَائِهِ كَيْفَ يَكْسِبُ أَحَدُنَا أَلْفَ حَسَنَةٍ قَالَ يُسَبِّحُ مِائَةَ تَسْبِيحَةٍ فَيُكْتَبُ لَهُ أَلْفُ حَسَنَةٍ أَوْ يُحَطُّ عَنْهُ أَلْفُ خَطِيئَةٍ

Dari Mush’ab bin Sa’ad, telah menceritakan kepadaku Bapakku, ia berkata, “Kami pernah berada di sisi Rasulullah , lantas beliau bersabda: “Sanggupkah salah seorang dari kalian memperoleh seribu kebaikan dalam sehari? Salah seorang dari para sahabat balik bertanya, ‘Bagaimana mungkin seseorang akan mampu meraih seribu kebaikan dalam sehari?’ Rasulullah menjawab, ‘Ketahuilah, bahwasanya orang yang bertasbih seratus kali akan dicatat seribu kebaikan untuknya dan akan dihapus seribu kesalahan darinya.  Sanad Muslim – 4866

3. Hati Menjadi Tentram

Sebagaimana Allah berfirman dalam surat Ar-Ra’d Ayat 28:

ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكْرِ ٱللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ ٱللَّهِ تَطْمَئِنُّ ٱلْقُلُوبُ

“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram”. [Q.S Ar-Ra’d : 28].

Maka diantara ciri orang yang dekat dengan Allah, adalah Orang yang senantiasa berdzikir dan selalu mengingat dan memuji Allah dengan kalimat yang baik

Allah Subhanahu wa ta’ala, juga berfirman :

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اذْكُرُوا اللّٰهَ ذِكْرًا كَثِيْرًاۙ

Wahai orang-orang yang beriman, ingatlah Allah dengan zikir sebanyak-banyaknya [Q.S Al Ahzab : 41].

Di dalam Tafsir As sa’di : Allah memerintahkan orang-orang Mukmin agar berdzikir, mengingatNya sebanyak-banyaknya dalam bentuk tahlil, tahmid, tasbih, takbir dan lain-lainnya dari setiap bacaan yang mengandung pendekatan diri kepada Allah.

4.    Terhindar Dari Gangguan Syetan

Dan merupakan perintah dari Allah agar kita segera berlindung dari syetan

وَاِمَّا يَنْزَغَنَّكَ مِنَ الشَّيْطٰنِ نَزْغٌ فَاسْتَعِذْ بِاللّٰهِ ۗاِنَّهٗ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ

Jika setan sungguh-sungguh menggodamu dengan halus maka berlindunglah kepada Allah! Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. . [Q.S fusilat : 36].

Apa yang di goda kepada manusia ?

Allah berfirman tentang perkatan iblis:

ثُمَّ لَاٰتِيَنَّهُمْ مِّنْۢ بَيْنِ اَيْدِيْهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ اَيْمَانِهِمْ وَعَنْ شَمَاۤىِٕلِهِمْۗ وَلَا تَجِدُ اَكْثَرَهُمْ شٰكِرِيْنَ

Kemudian, pasti aku akan mendatangi mereka dari depan, dari belakang, dari kanan, dan dari kiri mereka. Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur.” [Q.S Al A’raf : 17].

Arti Dari Mendatangi Mereka Dari Muka Dan Dari Belakang, Dari Kanan Dan Kiri

Para Ulama berbeda pendapat dalam menafsirkan potongan ayat ini, di antara pendapat yang disebutkan adalah sebagai berikut :

Dari muka maksudnya adalah syaitan akan menyesatkan mereka dalam perkara akhirat mereka.

Dari belakang maksudnya adalah syaitan akan menjadikan mereka cinta dunia.

Dari kanan maksudnya adalah syaitan akan membuat syubhat pada perkara agama mereka.

Dari kiri maksudnya adalah syaitan akan membuat mereka suka melakukan perbuatan maksiat. Ini adalah pendapat Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu anhuma yang diriwayatkan dari ‘Ali bin Abi Thalhah darinya.

A.   Berlindung dari Kejahatan Istri

إِذَا تَزَوَّجَ أَحَدُكُمْ امْرَأَةً أَوْ اشْتَرَى خَادِمًا فَلْيَقُلْ اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ خَيْرَهَا وَخَيْرَ مَا جَبَلْتَهَا عَلَيْهِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّهَا وَمِنْ شَرِّ مَا جَبَلْتَهَا عَلَيْهِ

Nabi ﷺ, beliau bersabda, “Apabila salah seorang diantara kalian menikah atau membeli budak maka hendaknya ia mengucapkan; ALLAAHUMMA INNII AS`ALUKA KHAIRAHAA WA KHAIRA MAA JABALTAHAA ‘ALAIHI WA A’UUDZU BIKA MIN SYARRIHAA WA SYARRI MAA JABALTAHAA ‘ALAIH (Ya Allah, aku memohon kepada-Mu kebaikannya dan kebaikan sesuatu yang Engkau ciptakan dia padanya, dan aku berlindung kepada-Mu dari keburukannya dan keburukan sesuatu yang Engkau ciptakan dia padanya).

” Abu Daud berkata, Abu Sa’id menambahkan; kemudian hendaknya ia memegang ubun-ubunnya dan berdoa untuk mendapatkan berkah pada wanita dan budak. Sanad Abu Daud – 1845, Sanad Ibnu Majah – 1908

B.   Melindungi Anak Yang Di Lahirkan Dari Hubungan Suami Istri

Melindungi anak dari semenjak berjimak

بِسْمِ اللَّهِ اللَّهُمَّ جَنِّبْنَا الشَّيْطَانَ وَجَنِّبْ الشَّيْطَانَ مَا رَزَقْتَنَا فَرُزِقَا وَلَدًا لَمْ يَضُرَّهُ الشَّيْطَانُ

Nabi bersabda, “Seseorang dari kalian apabila mendatangi istrinya (untuk berjimak) kemudian membaca doa; BISMILLAAHI ALLAAHUMMA JANNIBNASY SYAITHAANA WA JANNIBISY SYAITHAANA MAA RAZAQTANAA” (Ya Allah, jauhkanlah kami dari setan dan jauhkanlah setan pula dari anak yang kelak Engkau karuniakan kepada kami), kemudian bila keduanya dikaruniai anak maka setan tidak akan dapat mencelakakan anak itu”.Sanad Bukhari – 3031

Melindungi anak dari segala makhluk, hasad dari manusia dan jin

كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُعَوِّذُ الْحَسَنَ وَالْحُسَيْنَ وَيَقُولُ إِنَّ أَبَاكُمَا كَانَ يُعَوِّذُ بِهَا إِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّةِ مِنْ كُلِّ شَيْطَانٍ وَهَامَّةٍ وَمِنْ كُلِّ عَيْنٍ لَامَّةٍ

“Nabi biasa memohonkan perlindungan untuk Al Hasan dan Al Husein (dua cucu Beliau) dan berkata, “Sesungguhnya nenek moyang kamu pernah memohonkan perlindungan untuk Isma’il dan Ishaq dengan kalimat ini: (“Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari setiap setan dan segala makhluk berbisa dan begitupun dari setiap mata jahat yang mendatangkan petaka”). Sanad Bukhari – 3120

C.   Terlindung Dari Syetan Diwaktu Sore Dan Pagi

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ قَالَ حِينَ يُصْبِحُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ كَانَ لَهُ عَدْلَ رَقَبَةٍ مِنْ وَلَدِ إِسْمَعِيلَ وَحُطَّ عَنْهُ عَشْرُ خَطِيئَاتٍ وَرُفِعَ لَهُ عَشْرُ دَرَجَاتٍ وَكَانَ فِي حِرْزٍ مِنْ الشَّيْطَانِ حَتَّى يُمْسِيَ وَإِذَا أَمْسَى فَمِثْلُ ذَلِكَ حَتَّى يُصْبِحَ

Jika Dibaca 1x

Rasulullah bersabda, “Barang siapa ketika pagi hari mengucapkan, “Laa ilaaha illallah wahdahu laa syariikalah lahul mulku walahul hamdu wahuwa ‘alaa kulli syai`in qadiir (Tiada ilah selain Allah yang Maha Esa, yang tiada sekutu bagi-Nya, milik-Nya kerajaan dan bagi-Nya segala pujian, serta Dia berkuasa atas segala sesuatu). Maka ia akan mendapatkan pahala seperti memerdekakan seorang budak dari keturunan Isma’il, di hapuskan darinya sepuluh kesalahan, di angkat baginya sepuluh derajat, dan ia tetap terjaga dari setan hingga sore hari. Jika dia berada di sore hari, maka ia akan tetap demikian sampai pagi hari menjelang.” Sanad Ibnu Majah – 3857

Jika Dibaca 100x

مَنْ قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ فِي يَوْمٍ مِائَةَ مَرَّةٍ كَانَتْ لَهُ عَدْلَ عَشْرِ رِقَابٍ وَكُتِبَتْ لَهُ مِائَةُ حَسَنَةٍ وَمُحِيَتْ عَنْهُ مِائَةُ سَيِّئَةٍ وَكَانَتْ لَهُ حِرْزًا مِنْ الشَّيْطَانِ يَوْمَهُ ذَلِكَ حَتَّى يُمْسِيَ

Rasulullah telah bersabda, “Barang siapa yang mengucapkan Laa ilaaha ilIallaahu wahdah, Iaa syariikalahu lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘alaa kulli syai’in qadiir’ (Tiada Tuhan selain Allah, Dialah Tuhan Yang Maha Esa. Tidak ada sekutu bagi-Nya, Dialah yang memiliki alam semesta dan segala puji hanya bagi-Nya. Allah adalah Mahakuasa atas segaIa sesuatu) dalam sehari seratus kali, maka orang tersebut akan mendapat pahala sama seperti orang yang memerdekakan sepuluh orang budak dan dicatat seratus kebaikan untuknya, dihapus seratus keburukan untuknya. Pada hari itu ia akan terjaga dari godaan setan sampai sore hari dan tidak ada orang lain yang melebihi pahalanya, kecuali orang yang membaca lebih banyak dan itu. Barang siapa membaca Subhaanallaah wa bi hamdihi (Mahasuci Allah dan segala puji bagi-Nya) seratus kali dalam sehari, maka dosanya akan dihapus, meskipun sebanyak buih lautan.” Sanad Muslim – 4857

Dan dzikir lainnya ;

مَنْ قَالَ بِسْمِ اللَّهِ الَّذِي لَا يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ لَمْ تُصِبْهُ فَجْأَةُ بَلَاءٍ حَتَّى يُصْبِحَ وَمَنْ قَالَهَا حِينَ يُصْبِحُ ثَلَاثُ مَرَّاتٍ لَمْ تُصِبْهُ فَجْأَةُ بَلَاءٍ حَتَّى يُمْسِيَ

Utsman bin Affan- berkata, “Aku mendengar Rasulullah bersabda, “Barang siapa mengucapkan: BISMILLAHILLADZI LAA YADLURRU MA’ASMIHI SYAI`UN FIL ARDLI WA LAA FIS SAMAA`I WA HUWAS SAMII’UL ‘ALIIMU (dengan nama Allah yang tidak ada sesuatu pun di bumi dan di langit yang bisa memberikan bahaya. Dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui) sebanyak tiga kali, maka ia tidak akan tertimpa musibah yang datang dengan tiba-tiba hingga pagi hari. Dan barang siapa membacanya pada pagi hari sebanyak tiga kali, maka ia tidak akan tertimpa bencana yang datang dengan tiba-tiba hingga sore hari.” Sanad Abu Daud – 4425

D.   Terlindung Dari Syetan Sepanjang Hari

Rasulullah bersabda tentang doa keluar rumah ;

مَنْ قَالَ يَعْنِي إِذَا خَرَجَ مِنْ بَيْتِهِ بِسْمِ اللَّهِ تَوَكَّلْتُ عَلَى اللَّهِ لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ يُقَالُ لَهُ كُفِيتَ وَوُقِيتَ وَتَنَحَّى عَنْهُ الشَّيْطَانُ

Rasulullah bersabda: “Barang siapa yang ketika keluar dari rumahnya mengucapkan “BISMILLAAHI TAWAKKALTU ‘ALALLAAHI LAA HAULA WA LAA QUWWATA ILLAA BILLAAH (dengan nama Allah, tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah)”, maka dikatakan kepadanya; engkau telah mendapatkan kecukupan dan pertolongan serta setan telah menjauh darimu.” Sanad Abu Daud – 4431

Rasulullah bersabda tetang do’a masuk masjid;

عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ كَانَ إِذَا دَخَلَ الْمَسْجِدَ قَالَ أَعُوذُ بِاللَّهِ الْعَظِيمِ وَبِوَجْهِهِ الْكَرِيمِ وَسُلْطَانِهِ الْقَدِيمِ مِنْ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ قَالَ أَقَطْ قُلْتُ نَعَمْ قَالَ فَإِذَا قَالَ ذَلِكَ قَالَ الشَّيْطَانُ حُفِظَ مِنِّي سَائِرَ الْيَوْمِ

Dari Nabi , bahwasanya apabila beliau memasuki masjid, beliau mengucapkan A’UUDZU BILLAAHIL ‘ADZIIM, WA BIWAJHIHIL KARIIM, WA SULTHAANIHIL QADIIM, MINASY-SYAITHAANIR RAJIIM (Aku berlindung kepada Allah yang Mahaagung dan kepada Wajah-Nya yang Mahamulia dan kepada kekuasaan-Nya yang abadi, dari gangguan setan yang terkutuk). Ia bertanya: “Apakah itu saja?” Akupun menjawab: “Ya.” Ia kemudian meneruskan: “Barang siapa yang membaca zikir tersebut, maka setan akan berkata: ‘Ia terjaga dariku sehari penuh.'” Sanad Abu Daud – 394

E.    Tempat Tinggal Terlindung Dari Kejahatan Sihir, Dan Jin

Bacakan rumah Bismillah, dan surat Al Baqarah

إِذَا دَخَلَ الرَّجُلُ بَيْتَهُ فَذَكَرَ اللَّهَ عِنْدَ دُخُولِهِ وَعِنْدَ طَعَامِهِ قَالَ الشَّيْطَانُ لَا مَبِيتَ لَكُمْ وَلَا عَشَاءَ وَإِذَا دَخَلَ فَلَمْ يَذْكُرْ اللَّهَ عِنْدَ دُخُولِهِ قَالَ الشَّيْطَانُ أَدْرَكْتُمْ الْمَبِيتَ وَإِذَا لَمْ يَذْكُرْ اللَّهَ عِنْدَ طَعَامِهِ قَالَ أَدْرَكْتُمْ الْمَبِيتَ وَالْعَشَاءَ

Rasulullah ﷺ bersabda: “Jika seseorang menyebut nama Allah ketika hendak masuk rumahnya dan ketika hendak makan, maka setan berkata: “Kalian (bangsa setan) tak dapat menginap dan tak dapat makan!”  Jika seseorang tidak menyebut nama Allah ketika hendak masuk rumahnya, maka setan berkata: “Kalian dapat masuk dan menginap.” Jika seseorang tidak menyebut nama Allah ketika hendak makan, maka setan berkata: “Kalian dapat menginap dan makan malam.” Sanad Muslim – 3762/2018

لَا تَجْعَلُوا بُيُوتَكُمْ مَقَابِرَ إِنَّ الشَّيْطَانَ يَنْفِرُ مِنْ الْبَيْتِ الَّذِي تُقْرَأُ فِيهِ سُورَةُ الْبَقَرَةِ

Dari Abu Hurairah r.a. behwasanya Rasulullah SAW bersabda: “Janganlah kalian jadikan rumah-rumah kalian sebagai kuburan, sesungguhnya setan akan lari dari rumah-rumah yang dibacakan di dalamnya surat Al-Baqarah.” Sanad Muslim – 1300/780

قَالَ عَبْدُ اللَّهِ مَنْ قَرَأَ عَشْرَ آيَاتٍ مِنْ سُورَةِ الْبَقَرَةِ فِي لَيْلَةٍ لَمْ يَدْخُلْ ذَلِكَ الْبَيْتَ شَيْطَانٌ تِلْكَ اللَّيْلَةَ حَتَّى يُصْبِحَ أَرْبَعًا مِنْ أَوَّلِهَا وَآيَةُ الْكُرْسِيِّ وَآيَتَانِ بَعْدَهَا وَثَلَاثٌ خَوَاتِيمُهَا أَوَّلُهَا { لِلَّهِ مَا فِي السَّمَوَاتِ

Telah menceritakan kepada kami Ja’far bin ‘Aun, telah mengabarkan kepada kami Abu Al ‘Umais dari Asy Sya’bi ia berkata, Abdullah berkata, Barang siapa yang membaca sepuluh ayat dari surah Al-Baqarah pada malam hari, niscaya setan tidak akan masuk ke dalam rumahnya pada malam itu hingga pagi hari. Yaitu empat ayat dari awal surat, ayat kursi dan dua ayat setelahnya, serta tiga ayat penutup surat, yaitu mulai dari ayat: LILLAAHI MAA FIS SAMAAWAATI… (Kepunyaan Allahlah segala apa yang ada di langit…) Sanad Darimi – 3248 dengan rawi yang tsiqah

قَالَ مَنْ قَرَأَ عَشْرَ آيَاتٍ مِنْ الْبَقَرَةِ عِنْدَ مَنَامِهِ لَمْ يَنْسَ الْقُرْآنَ أَرْبَعُ آيَاتٍ مِنْ أَوَّلِهَا وَآيَةُ الْكُرْسِيِّ وَآيَتَانِ بَعْدَهَا وَثَلَاثٌ مِنْ آخِرِهَا قَالَ إِسْحَقُ لَمْ يَنْسَ مَا قَدْ حَفِظَ

dari Al Mughirah bin Subai’, ia termasuk sahabat Abdullah, ia berkata; Barangsiapa yang membaca sepuluh ayat dari surat Al Baqarah ketika hendak tidur, maka ia tidak akan lupa Al Qur’an. Yaitu empat ayat dari awal surat, ayat kursi, dua ayat setelahnya dan tiga ayat terakhir. Ishaq berkata; Ia tidak akan lupa ayat-ayat Al Qur’an yang telah dihafalnya. Sanad Darimi – 3251 isnad shahih

F.    Terlindung Sepanjang Malam

Bacalah ayat kursi

Utsman bin Al Haitsam berkata, telah menceritakan kepada kami ‘Auf dari Muhammad bin Sirin dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu, ia berkata, Rasulullah ﷺ menugaskanku untuk menjaga harta zakat. Lalu pada suatu hari ada seseorang yang menyusup hendak mengambil makanan, maka aku pun menyergapnya seraya berkata, “Aku benar-benar akan menyerahkanmu kepada Rasulullah ﷺ..” lalu ia bercerita dan berkata,

إِذَا أَوَيْتَ إِلَى فِرَاشِكَ فَاقْرَأْ آيَةَ الْكُرْسِيِّ لَنْ يَزَالَ مَعَكَ مِنْ اللَّهِ حَافِظٌ وَلَا يَقْرَبُكَ شَيْطَانٌ حَتَّى تُصْبِحَ وَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَدَقَكَ وَهُوَ كَذُوبٌ ذَاكَ شَيْطَانٌ

“Jika kamu hendak beranjak ke tempat tidur, maka bacalah ayat kursi, niscaya Allah akan senantiasa menjagamu dan setan tidak akan mendekatimu hingga pagi.” pagi.” Maka Nabi ﷺ pun bersabda, “Ia telah berkata benar padamu, padahal ia adalah pendusta. Si penyusup tadi sebenarnya adalah setan.” Sanad Bukhari – 4624/5008

مَنْ قَرَأَ هَاتَيْنِ الْآيَتَيْنِ مِنْ آخِرِ سُورَةِ الْبَقَرَةِ فِي لَيْلَةٍ كَفَتَاهُ

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa yang membaca dua ayat ini, yakni dari akhir surat Al Baqarah di suatu malam, maka keduanya akan menjaganya dari bencana.” Sanad Muslim – 1341/808

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْآيَتَانِ مِنْ آخِرِ سُورَةِ الْبَقَرَةِ مَنْ قَرَأَهُمَا فِي لَيْلَةٍ كَفَتَاهُ

 Abu Mas’ud berkata, Betul, Rasulullah ﷺ pernah bersabda, “Barang siapa yang membaca dua ayat terakhir dari surah Al-Baqarah, niscaya keduanya akan menjaganya dari mara bahaya di malam tersebut.” Sanad Muslim – 1340/807

G.   Sebagai Penawar Penyakit

Dari Aisyah radhiallahu ‘anha dia berkata:

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا أَتَى مَرِيضًا أَوْ أُتِيَ بِهِ قَالَ أَذْهِبْ الْبَاسَ رَبَّ النَّاسِ اشْفِ وَأَنْتَ الشَّافِي لَا شِفَاءَ إِلَّا شِفَاؤُكَ شِفَاءً لَا يُغَادِرُ سَقَمًا

“Apabila Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjenguk orang sakit atau ada orang yang sakit dibawa kepada beliau, beliau berdo’a: “ADZHIBIL BA`SA RABBAN NAASI ISYFII WA ANTA SYAAFI LAA SYIFAA`A ILLA SYIFAA`UKA SYIFAA`A LAA YUGHAADIRU SAQAMA (Hilangkanlah penyakit wahai Rab sekalian manusia, sembuhkanlah wahai Zat Yang Maha Menyembuhkan, tidak ada penyembuhan kecuali penyembuhan dari-Mu, dengan kesembuhan yang tidak menyisakan penyakit setelahnya).” (HR. Al-Bukhari no. 5243, 5301, 5302, 5309 dan Muslim )

Allah juga menjadikan al qur’an sebagai syifa ;

يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاۤءَتْكُمْ مَّوْعِظَةٌ مِّنْ رَّبِّكُمْ وَشِفَاۤءٌ لِّمَا فِى الصُّدُوْرِۙ وَهُدًى وَّرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِيْنَ

Wahai manusia, sungguh telah datang kepadamu pelajaran (Al-Qur’an) dari Tuhanmu, penyembuh bagi sesuatu (penyakit) yang terdapat dalam dada, dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang mukmin. (Q.S Yunus : 57)

وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْاٰنِ مَا هُوَ شِفَاۤءٌ وَّرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِيْنَۙ وَلَا يَزِيْدُ الظّٰلِمِيْنَ اِلَّا خَسَارًا

Kami turunkan dari Al-Qur’an sesuatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang mukmin, sedangkan bagi orang-orang zalim (Al-Qur’an itu) hanya akan menambah kerugian. (Q.S Al isra : 82)

H.   Dzikir Melindungi Seseorang Ketika Berada Di Suatu Tempat Dari Serangan Setan

Rasulullah ﷺ bersabda ;

عَنْ خَوْلَةَ بِنْتِ حَكِيمٍ السُّلَمِيَّةِ أَنَّهَا سَمِعَتْ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِذَا نَزَلَ أَحَدُكُمْ مَنْزِلًا فَلْيَقُلْ أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ فَإِنَّهُ لَا يَضُرُّهُ شَيْءٌ حَتَّى يَرْتَحِلَ مِنْهُ

Rasulullah bersabda, ‘Apabila salah seorang dari kalian singgah di suatu tempat maka hendaklah dia berdoa: ‘A’AUUDZU BI KALIMAATILLAHIT TAAMMAH MIN SYARRI MAA KHALAQ (AKu berlindung dengan kalimat Allah yang sempurna dari kejelekan apa saja yang Dia ciptakan), ‘ niscaya tidak akan ada yang membahayakannya hingga di pergi dari tempat itu.” Sanad Muslim – 4882

Dzikir أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ jangan sampai ditinggalkan

يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا لَقِيتُ مِنْ عَقْرَبٍ لَدَغَتْنِي الْبَارِحَةَ قَالَ أَمَا لَوْ قُلْتَ حِينَ أَمْسَيْتَ أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ لَمْ تَضُرَّكَ

dari Abu Hurairah bahwasanya ia berkata, ‘ada seorang laki-laki datang kepada Nabi seraya berkata, “Ketika aku tidur tadi malam ada seekor kalajengking yang menyengatku, ” maka Rasulullah bersabda, “Sekiranya di waktu sore kamu mengucapkan: ‘A’AUUDZU BI KALIMAATILLAHIT TAAMMAH MIN SYARRI MAA KHALAQ (AKu berlindung dengan kalimat Allah yang sempurna dari kejelekan apa saja yang Dia ciptakan), ‘ niscaya tidak akan ada yang membahayakanmu.” Sanad Muslim – 4883

Sanad Ahmad – 14913  menceritakan kepada kami Abu At Tayah berkata; saya bertanya kepada Abdur Rahman bin Khanbasy At Tamimi yang pada waktu itu sudah tua usia, apakah kamu bertemu Rasulullah Shallallahu’alaihiwasallam? dia berkata; Ya. (Abut At Tayyah Radliyallahu’anhu) berkata;

كَيْفَ صَنَعَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَيْلَةَ كَادَتْهُ الشَّيَاطِينُ فَقَالَ إِنَّ الشَّيَاطِينَ تَحَدَّرَتْ تِلْكَ اللَّيْلَةَ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ الْأَوْدِيَةِ وَالشِّعَابِ

apa yang dilakukan Rasulullah Shallallahu’alaihiwasallam ketika datang setan kepadanya?. dia berkata; ” Setan datang secara bergemuruh kepada Rasulullah Shallallahu’alaihiwasallam pada malam itu dari lembah-lembah dan bukit-bukit

 وَفِيهِمْ شَيْطَانٌ بِيَدِهِ شُعْلَةُ نَارٍ يُرِيدُ أَنْ يُحْرِقَ بِهَا وَجْهَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَهَبَطَ إِلَيْهِ جِبْرِيلُ عَلَيْهِ السَّلَام فَقَالَ يَا مُحَمَّدُ قُلْ

dan di antara mereka ada yang membawa obor di tangannya, hendak membakar wajah Rasulullah Shallallahu’alaihiwasallam, lalu Jibril Alaihissalam turun kepada (Rasulullah Shallallahu’alaihiwasallam) dan berkata; wahai Muhammad katakanlah! Beliau bertanya, “Apa yang saya harus baca?” (Jibril alaihissalam) berkata; bacalah:

          قُلْ أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّةِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ وَذَرَأَ وَبَرَأَ وَمِنْ شَرِّ مَا يَنْزِلُ مِنْ السَّمَاءِ وَمِنْ شَرِّ مَا يَعْرُجُ فِيهَا وَمِنْ شَرِّ فِتَنِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَمِنْ شَرِّ كُلِّ طَارِقٍ إِلَّا طَارِقًا يَطْرُقُ بِخَيْرٍ يَا رَحْمَنُ

       (aku berlindung dengan kalimat Allah yang sempurna dari kejelekan yang Dia ciptakan, yang Dia buat dan yang Dia adakan dan dari kejelekan apa saja yang turun dari langit dan dari kejelekan apa saja yang naik padaNya, dan dari kejelekan fitnah malam dan siang, dan dari kejelekan yang datang pada malam hari kecuali yang datang dengan kebaikan wahai Rahman (tuhan yang maha pengasih).

وَال قَالَ فَطَفِئَتْ نَارُهُمْ وَهَزَمَهُمْ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى

 (Abdur Rahman Radliyallahu’anhu) berkata; lalu api mereka padam dan Allah Tabaaroka wa ta’ala menghancurkan mereka.” Sanad Ahmad – 14913 isnad Dhaif karena sayyar bin hatim dikomentari ibnu hajjar, shadduq tapi punya keragu2an, Hasan menurut syaikh albani صحيح الترغيب والترهيب 1602

Tentunya dikir tersebut jika semakin sempurna di amalkan semakin kuat kesungguhan kita meminta perlindungan kepada Allah, sampai ibnu qayyim mengatakan dzikir itu bagaikan baju besi :

قال ابن القيم رحمه الله

أذكار الصباح والمساء بمثابة الدرع كلما زادت سماكته لم يتأثر صاحبه، بل تصل قوة الدرع أن يعود السهم فيصيب من أطلقه ] الوابل الصيب: ٧١[.

 ..

al-Imam Ibnul Qayyim berkata ;

“Dzikir pagi dan petang seperti baju besi, semakin bertambah ketebalannya maka pemiliknya semakin tidak terkenai bahaya, Bahkan kekuatan baju besi itu bisa sampai memantulkan kembali anak panah sehingga berbalik mengenai pemanahnya sendiri.”

Kesimpulannya bahwa doa dan dzikir dapat menjaga seorang muslim dari keburukan dan kejelekan dengan izin Allah Ta’ala. Akan tetapi bukan merupakan sesuatu yang pasti.

لَهُ مُعَقِّبَاتٌ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ يَحْفَظُونَهُ مِنْ أَمْرِ اللَّهِ

“Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah” [Ar-Ra’du/13: 11]

Dan Siapa yang tertimpa cobaan padahal rutin menjaga dzikir-dzikir ini, maka hal itu dengan takdir Allah Ta’ala. Dan semua musibah itu pasti ada hikmah dalam urusan dan ketentuan-Nya. Allah berfirman :

وَمَا هُمْ بِضَاۤرِّيْنَ بِهٖ مِنْ اَحَدٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۗ

Mereka tidak akan dapat mencelakakan seseorang dengan (sihir)-nya, kecuali dengan izin Allah. (Q.S Al Baqarah : 102)

Diriwayatkan ikrimah dari Ibnu Abbas berkata,

{يَحْفَظُونَهُ مِنْ أَمْرِ اللَّهِ} قَالَ: مَلَائِكَةٌ يَحْفَظُونَهُ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمَنْ خَلْفِهِ، فَإِذَا جَاءَ قَدَرُ اللَّهِ خَلَّوا عَنْهُ

“Menjaga dari perintah Allah para Malaikat yang menjaganya dari depan dan belakangnya. Ketika datang takdir Allah, mereka melepaskannya.

تفسير ابن كثير – ت السلامة 438/4

Mujahid mengatakan,

مَا مِنْ عَبْدٍ إِلَّا لَهُ (3) مَلَك مُوَكَّلٌ، يَحْفَظُهُ فِي نَوْمِهِ وَيَقَظَتِهِ مِنَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ وَالْهَوَامِّ، فَمَا مِنْهَا شَيْءٌ يَأْتِيهِ يُرِيدُهُ إِلَّا قَالَ الْمَلَكُ: وَرَاءَكَ إِلَّا شَيْءٌ يَأْذَنُ اللَّهُ فِيهِ فَيُصِيبُهُ

“Tiada seorang hamba kecuali dia mempunyai Malaikat yang mewakili. Menjaga dari waktu tidur dan bangunnya,  dari jin dan manusia serta hewan melata. Tidak ada sesuatu yang datang menginginkannya kecuali Malaikat mengatakan, ‘Menjauhilah kecuali dengan sesuatu dengan izin Allah sehingga dapat menimpanya  تفسير ابن كثير – ت السلامة 438/4

5.    Akan Mendapat cahaya

Dari semua yang kita bahas di atas, itu adalah sedikit dari dzikir yang  masih banyak belum kita ketahui… maka semoga kita bisa membaca, menghafalkan, mengamalkan, dan menyampaikannya kepada yang lain,

Rasulullah mendo’akan para penghafal hadits ;

سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ نَضَّرَ اللَّهُ امْرَأً سَمِعَ مِنَّا حَدِيثًا فَحَفِظَهُ حَتَّى يُبَلِّغَهُ

Dari Zaid bin Tsabit ia berkata, “Saya mendengar Rasulullah bersabda, “Semoga Allah memperindah orang yang mendengar hadits dariku lalu menghafal dan menyampaikannya kepada orang lain,… (H.R ABU DAUD 3175, SHAHIH)

Kaidah – Kaidah Dzikir

1.    Berdzikirlah Yang Banyak

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اذْكُرُوا اللّٰهَ ذِكْرًا كَثِيْرًاۙ

Wahai orang-orang yang beriman! Ingatlah kepada Allah, dengan mengingat (nama-Nya) sebanyak-banyaknya, (Al-Ahzab/33:41)

Tafsir As sa’di  : Allah memerintahkan orang-orang Mukmin agar berdzikir, mengingatNya sebanyak-banyaknya dalam bentuk tahlil, tahmid, tasbih, takbir dan lain-lainnya dari setiap bacaan yang mengandung pendekatan diri kepada Allah. Minimalnya hendaklah seorang manusia menekuni wirid (dzikir) pagi dan sore, dzikir seusai shalat lima waktu, dan di saat kondisi-kondisi tertentu dan sebab- sebab khusus. Dan hendaknya hal ini ditekuni secara kontinyu sepanjang waktu dalam segala kondisi

2.    Hati Seorang Muslim Harus Merasa Cukup & Puas Dengan Do’a & Dzikir Dari Rasulullah

Beliau Rasulullah paling tau :

•    cara mensucikannya

•    cara memujinya

•    cara memuliakannya

•    cara menyanjungnya

•    cara berdo’a & berdzikir terbaik kepada Allah

Beliau adalah suri tauladan terbaik ;

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًاۗ

Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah. (Al-Ahzab/33:21)

قُلْ اِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّوْنَ اللّٰهَ فَاتَّبِعُوْنِيْ يُحْبِبْكُمُ اللّٰهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ ۗ وَاللّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ

Katakanlah (Muhammad), “Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah  Maha Pengampun, Maha Penyayang. (Ali ‘Imran/3:31)

3.    Tidak Boleh Bagi Siapapun Melakukan Dzikir Dengan Jumlah Bilangan/Cara Tertentu Yang Tidak Pernah Di Contohkan Rasulullah & Para Sahabat.

Misal :

•   Dzikir tertentu jumlah 4444x, 1111x, dll

•   Dzikir cara tertentu mengelilingi makam keramat

•   Dzikir dengan goyangkan kepala

•   Dzikir dengan alunan musik Mengambil potongan ayat seperti (yasin, diulang 888x) atau nama Allah yaa latif ribuan kali

4.    Tidak Seorangpun Dari Kaum Muslimin Yang Boleh Membuat Do’a & Dzikir Yang Tidak Ada Dasar Sunnahnya

kiyai, ustadz, habaib, da’i, ajengan. gus, buya dll

Tidak perlu mencari amalan2 lain, selain yg sudah ada dari Rasulullah ;

وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَّلَا مُؤْمِنَةٍ اِذَا قَضَى اللّٰهُ وَرَسُوْلُهٗٓ اَمْرًا اَنْ يَّكُوْنَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ مِنْ اَمْرِهِمْ ۗوَمَنْ يَّعْصِ اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗ فَقَدْ ضَلَّ ضَلٰلًا مُّبِيْنًاۗ

Dan tidaklah pantas bagi laki-laki yang mukmin dan perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada pilihan (yang lain) bagi mereka tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul- Nya, maka sungguh, dia telah tersesat, dengan kesesatan yang nyata. (Al- Ahzab/33:36)

اَمْ لَهُمْ شُرَكٰۤؤُا شَرَعُوْا لَهُمْ مِّنَ الدِّيْنِ مَا لَمْ يَأْذَنْۢ بِهِ اللّٰهُ ۗوَلَوْلَا كَلِمَةُ الْفَصْلِ لَقُضِيَ بَيْنَهُمْ ۗوَاِنَّ الظّٰلِمِيْنَ لَهُمْ عَذَابٌ اَلِيْمٌ

Apakah mereka mempunyai sesembahan selain Allah yang menetapkan aturan agama bagi mereka yang tidak diizinkan (diridai) Allah? Dan sekiranya tidak ada ketetapan yang menunda (hukuman dari Allah) tentulah hukuman di antara mereka telah dilaksanakan. Dan sungguh, orang-orang zalim itu akan mendapat azab yang sangat pedih. (Asy-Syura/42:21)

5.    Meng-Agungkan Allah Ketika Berdzikir

اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ الَّذِيْنَ اِذَا ذُكِرَ اللّٰهُ وَجِلَتْ قُلُوْبُهُمْ وَاِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ اٰيٰتُهٗ زَادَتْهُمْ اِيْمَانًا وَّعَلٰى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُوْنَۙ

Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetar hatinya, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, bertambah (kuat) imannya dan hanya kepada Tuhan mereka bertawakal, (Al-Anfal/8:2)

الَّذِيْنَ اِذَا ذُكِرَ اللّٰهُ وَجِلَتْ قُلُوْبُهُمْ وَالصّٰبِرِيْنَ عَلٰى مَآ اَصَابَهُمْ وَالْمُقِيْمِى الصَّلٰوةِۙ وَمِمَّا رَزَقْنٰهُمْ يُنْفِقُوْنَ

(yaitu) orang-orang yang apabila disebut nama Allah hati mereka bergetar, orang yang sabar atas apa yang menimpa mereka, dan orang yang melaksanakan salat dan orang yang menginfakkan sebagian rezeki yang Kami karuniakan kepada mereka. (Al-Hajj/22:35)

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top